Posts

Showing posts from December, 2014

lelah

aku lelah.

aku tak percaya pada daun biru

kenapa kau harus berwarna biru? padahal kau adalah daun. mentari seharusnya tak takut padamu. aku tak suka, tapi aku ingin memelukmu. ya, iya aku gila! aku tak suka daun berwarna biru, seperti yang disukai banyak orang!

Kau menyentuh kain kotor

seandainya aku punya emas, sudahlah layak Kau menerimanya. kalau saja aku punya harta berlimpah, untukMu haruslah rela aku memberinya. tapi aku tak punya apapun. hanya hati yang tak ada bedanya dengan kain kotor yang kupunya. tapi Kau mau membersihkannya, dan menerima kain kotor sepertiku, bahkan Kau jadikan lebih berharga dari seluruh isi bumi. cintaMu diluar logikaku!Tika terbisu haru.

aku telah dibeli

Image
dulu aku membenci diriku. aku malu menjadi seorang Tika. tapi Dia tidak pernah malu mengakuiku sebagai putriNya. dan cinta tanpa memandang cela itulah yang mengubahkanku 180°. Sudah lunas!

bersyukur!

Image
sudah berapa lama isi doaku begini-begini saja? isinya ratapan, tangisan, dan duka. seharusnya aku ingat untuk mensyukuri langit yang masih biru, dan bibir yang masih mampu tersenyum. seharusnya aku bersyukur untuk cerita lucu seorang sahabat, Tuhan Maha Penyembuh dengan segala cara. hei, senyumku ini hasil doa siapa?

Seminar Adik Rohani Grace

Image
Hari ini, Ade Grace Sianturi, adik rohaniku yang berambut panjang sudah seminar proposal. time flies so fast. mereka sudah beranjak dewasa. Tuhan memberkati setiap masa depan, Grace ^^

DAUN DAUN YANG MEMBIRU

Image
Lihat! ada daun-daun berwarna biru. cantik. tapi aku tak suka daun berwarna biru, daun biru itu munafik.

BAPA SELIDIKI AKU- Maria Shandi

Terserah apa kata dunia Takkan goyahkan cintaku PadaMu Tak peduli kata dunia Takkan goyahkan imanku PadaMu Dunia boleh berkata tidak Tapi kan kukatakan ya untukMu Karna satu hal yang kutau Karna satu hal yang kupercaya Bapaku tak melihat rupa Tak memandang harta Dan semua yang tlah kupunya yang Dia ingin tau isi hatiku Bapa Selidiki hatiku Dunia boleh berkata tidak Tapi kan kukatakan ya untukMu Karna satu hal yang kutau Karna satu hal yang kupercaya Bapaku tak melihat rupa Tak memandang harta Dan semua yang tlah kupunya yang Dia ingin tau isi hatiku Bapa Selidiki hatiku

PANDJI PRAGIWAKSONO: PESIMIS ITU BUKAN SAYA

Image
“ Waktu saya masih kecil, Ibu saya pernah memarahi adik saya, dengan panjang lebar saya mulai berargumen untuk bela adik saya. Ibu saya kemudian bilang, “kamu pinter ngomong, suatu hari kamu bakal dapat uang dari situ” dan beliau benar.” Pria ini sangat unik. Unik karena dia selalu melihat segala sesuatu dari sudut pandang yang berbeda. Punya sentuhan hati yang mendalam akan kondisi bangsa dan punya harapan yang diatas rata-rata untuk menjalani hidup. Pandji Pragiwaksono adalah nama dibawanya sejak lahir hingga saat ini. Lahir 34 tahun yang lalu di Singapura, dia merupakan anak kedua dari pasangan Koes Pratomo Wongsoyudo dan Siti Khadijah. Ayahnya bekerja sebagai kontraktor di sebuah international oiling company di Singapura yang mengharuskan mereka tinggal disana selama lima tahun. ”Ayah saya orangnya jenius, suka sekali dengan matematika, beda sekali dengan saya yang tidak berbakat di pelajaran sekolah. Ayah saya mau saya jadi atlit, karena beliau salah satu pe

MUSEUM PUSAKA KARO SERPIHAN SEJARAH DI KOTA BERASTAGI

Image
MUSEUM PUSAKA KARO SERPIHAN SEJARAH DI KOTA BERASTAGI Tak banyak orang yang mau mengumpulkan serpihan-serpihan sejarah.   Namun tidak dengan Pastor Joosten Leonardus Edigius, beliau yang bukan berasal dari Indonesia dengan rela hati merintis sebuah museum. Museum Pusaka Karo namanya. Letaknya tepat di tengah Kota Berastagi. Museum ini berada di Jalan Perwira No 3, tepat di sebelah Tugu Perjuangan 45 Berastagi dan Pasar Buah. Belum lama berdiri, bangunan ini telah menjelaskan banyak sekali penjelasan tentang sejarah milik rakyat Karo. Bangunannya sendiri adalah bekas gereja Katolik Berastagi yang telah diserahkan oleh keuskupan Medan untuk dijadikan museum yang menyimpan benda-benda pusaka Karo. Museum Tampak Depan Awal perintisannya dimulai dengan keprihatinan akan museum Karo di Desa Raya yang tidak difungsikan secara maksimal pada tahun 70an. Seorang misionaris Belanda bernama Joosten Leonardus Edigius atau yang lebih dikenal sebagai Pastor Leo Joosten Ginting   te