PANDJI PRAGIWAKSONO: PESIMIS ITU BUKAN SAYA


Waktu saya masih kecil, Ibu saya pernah memarahi adik saya, dengan panjang lebar saya mulai berargumen untuk bela adik saya. Ibu saya kemudian bilang, “kamu pinter ngomong, suatu hari kamu bakal dapat uang dari situ” dan beliau benar.”



Pria ini sangat unik. Unik karena dia selalu melihat segala sesuatu dari sudut pandang yang berbeda. Punya sentuhan hati yang mendalam akan kondisi bangsa dan punya harapan yang diatas rata-rata untuk menjalani hidup. Pandji Pragiwaksono adalah nama dibawanya sejak lahir hingga saat ini. Lahir 34 tahun yang lalu di Singapura, dia merupakan anak kedua dari pasangan Koes Pratomo Wongsoyudo dan Siti Khadijah. Ayahnya bekerja sebagai kontraktor di sebuah international oiling company di Singapura yang mengharuskan mereka tinggal disana selama lima tahun. ”Ayah saya orangnya jenius, suka sekali dengan matematika, beda sekali dengan saya yang tidak berbakat di pelajaran sekolah. Ayah saya mau saya jadi atlit, karena beliau salah satu perintis karate di Indonesia” kata Pandji. Pandji mengakui sangat kagum dengan kepintaran ayahnya, karena saat tamat SMA beliau langsung mendapatkan beasiswa di dua universitas ternama di Indonesia, di ITB dan UGM. Belum lama kuliah di UGM, beliau juga dapat beasiswa untuk melanjutkan studi di Jepang.

Setelah lima tahun tinggal di Singapura, mereka pindah ke Jakarta. Ayahnya sangat menjunjung tinggi pendidikan. Pandji melewati masa sekolah dasar di SD Triguna Jakarta. “Saya lama banget bisa baca tulis, karena saya memang punya konsentrasi yang rendah atau sekarang sering disebut Attention Deficit Disorder” kenang Pandji. Hal ini membuat Pandji cukup mengerti menghadapi anak-anak yang kesulitan untuk baca tulis,termasuk yang terjadi pada anak pertamanya sendiri. Masa SMP dihabiskan di SMP 29 Jakarta. Pria yang mengawali karir sebagai penyiar radio di Hardrock FM Bandung ini menyelesaikan pendidikan SMA nya di SMA Katolik Kolese Gonzaga Jakarta. “Alhamdullilah, saya tamat 4,5 tahun dari Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB” kata pandji saat menceritakan riwayat pendidikannya pada KOVER.

Bakatnya dalam berbicara diakuinya sudah ada sejak dia kecil. Tahun 2001, Pandji mulai mengudara di Hard Rock FM Radio Bandung. Setelah dua tahun di Bandung, pada tahun 2005 dia pindah ke Hard Rock FM Jakarta. Karirnya melonjak saat dia diberikan kesempatan menjadi presenter disebuah acara reality show “kena deh” yang ditayangkan di salah satu stasiun TV nasional saat itu. Tayangan tersebut sangat populer dan melambungkan namanya kian tinggi. Beberapa kali pula dia dipercayakan sebagai presenter di acara-acara kuis dan olahraga basket.


Selain menjadi penyiar dan presenter, Pandji juga merupakan seorang rapper yang telah menghasilkan empat album selama karir musiknya. Menjadi seorang penyiar, presenter dan rapper adalah sebuah pencapaian yang membawanya untuk berkarya lebih lagi. Pada tahun 2010 Pandji memantapkan niatnya untuk membangun kesadaran masyarakat pada Stand-Up Comedy. Karirnya sebagai seorang comic (sebutan untuk stand-up comedyan red) membawa pengaruh bagi berkembangnya stand-up comedy di Indonesia. Selain itu Pandji juga meluncurkan buku-buku hasil pemikirannya sendiri.

Saat ini Pandji aktif sebagai comic. Tahun 2013 ini Pandji menggelar tur stand-up comedy yang kedua yang bertemakan “mesakke bangsaku” setelah sukses menggelar tur yang sama ditahun sebelumnya. Tur ini dilakukan sebagai bentuk keprihatinan akan bangsa. “Indonesia punya banyak masalah, banyak potensi yang tidak teroptimalkan, melalui tur kali ini, saya mau sampaikan keresahan itu pada semua orang, agar semua orang juga bisa memikirkan solusi buat masalah-masalah bangsa ini” tutur Pandji bersemangat.
Ayah dari dua orang anak ini, memantapkan hati untuk terus berkarya dengan apa yang sudah dipercayakan padanya saat ini. Salah satunya adalah sebagai Pembina di Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia (YPKAI) yang didirikannya bersama dengan teman-temannya. Tujuan membentuk yayasan ini adalah untuk membantu anak-anak penderita kanker di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta. Aktivitas di YPKAI sendiri bermula di tahun 2006, dengan upaya membantu penyaluran dana bagi penderita kanker anak-anak yang dirujuk ke rumah sakit tersebut. Agenda tahunan yang dilakukannya bersama YPKAI adalah “shave for hope”. Dalam acara ini setiap orang yang mau berpartisipasi diajak untuk mencukur rambutnya dan dianggap telah menyumbangkan sebesar Rp 100.000. “ketika kita dapat satu miliar dalam satu hari saat itu, saya merasa itu kebahagiaan yang indah banget” kenang Pandji. Untuk yayasan ini pun, Pandji bertekad untuk memberi yang terbaik kedepannya.
“saya tipe orang yang mudah sekali untuk berbahagia” kata pandji. “Stand-up dihadapan ribuan orang, menikah dengan Gamila, menyaksikan kelahiran kedua anak saya, punya rumah baru dan mendirikan YPKAI adalah sebagian kecil dari kebahagiaan yang diberikan Tuhan bagi saya, saya sering berpikir kalau Tuhan itu terlalu baik sama saya” sambung Pandji lagi pada KOVER.

Untuk semua pencapaian yang telah dihasilkannya melalui karya-karyanya, dianggap Pandji sebagai sebuah hadiah dari Tuhan karena sebuah kerja keras dan bakatnya. Menurutnya, orang berbakat yang bekerja keraslah yang layak untuk sukses, karena percuma ada bakat namun tidak dikembangkan dengan kerja keras. Pandji begitu yakin dengan ungkapan ayahnya padanya “Jangan pernah merasa sampai, karena saat kamu merasa sampai, kamu akan berhenti”. Sehingga dia memutuskan untuk tidak cepat puas untuk semua karya yang telah dicapainya.

“saya pernah gagal, waktu itu saya nge-bomb (gagal lucu-red) saat sedang stand-up, di hadapan ribuan orang di Sabuga Bandung dalam acara penarikan undian pemilihan Gubernur Jawa Barat” tutur Pandji. Dia mengakui semua itu terjadi karena dia kurang persiapan dan sedikit menganggap remeh persiapannya sendiri. “Saat itu saya gagal untuk lucu didepan orang-orang, apapun yang saya katakan di panggung tidak didengarkan lagi. Saat itu semua orang nyorakin saya, nyuruh saya turun dari panggung. Turun dari panggung saya juga dapat serbuan di twitter, mereka semua bilang saya nggak lucu” kata pengagum Chris Rock ini lagi. Hal itu menjadi pelajaran berharga bagi Pandji untuk lebih matang lagi mempersiapkan dirinya sebelum tampil di panggung. Baginya tidak ada satu pun hal yang sia-sia di muka bumi ini selama semuanya bisa jadi pengalaman dan pelajaran hidup. Prinsip tersebut tetap dipegang oleh pria kelahiran 18 Juni 1974 ini.

Dalam perjalanan karirnya, Pandji mengakui kehadiran Gamila adalah pendukung yang sangat hebat. Bagi Pandji kepercayaan dan dukungan yang diberikan Gamila membuat dia selalu ingin berusaha memberi yang terbaik. “Gamila, istri saya selalu bilang ke saya, ‘saya tahu kok kamu berusaha’ dan itu cukup membuat saya tetap melangkah hingga saat ini” kata Pandji lagi sumringah. “eh, ada satu lagi, bagi istri, saya adalah pria yang ganteng dan menggairahkan” candanya disambung dengan tawanya yang khas. Keluarga adalah segalanya bagi Pandji saat ini, ayahnya Dipo dan Shira ini mengaku sangat takut hidup tanpa mereka. Karenanya dia berupaya untuk terus menjaga kebugaran tubuh disela-sela aktivitas yang padat. “Manajemen saya juga selalu mengatur jadwal saya dengan maksimal, saya selalu punya waktu buat olahraga demi kebugaran saya” katanya lagi. Pandji juga selalu berupaya untuk memiliki waktu bermain dengan anak-anaknya. “Saya tahu kelak anak-anak saya pasti mengerti apa yang ayahnya lakuin, mereka juga pasti tahu saya berusaha untuk selalu bareng mereka” kata Pandji mantap. “saya happy banget kalau pulang ke rumah, anak perempuan saya, Shira, dengan bangga memamerkan lagu-lagu yang udah bisa dia nyanyikan, seperti lagu twinkle-twinkle dan lagu teletubbies” cerita Pandji menambahkan.

Pandji memang terkenal sebagai orang yang idealis. “Saya ga bisa bilang saya idealis, tapi yang pasti saya orang yang optimis, kadang memang terlihat naïf tapi saya pilih untuk jadi orang yang optimis, karena orang pesimis itu selalu ngeliat semua hal itu salah, bahkan waktu dapat uang yang banyak pun, orang pesimis ga bisa bahagia. Orang optimis bisa melihat peluang disaat tidak ada harapan” tuturnya.
Diakhir perbincangan Pandji menuturkan tidak memiliki rencana merambah ke bidang lain. “saya enggak ada rencana mau nambah, saya hanya akan berkarya di jalurnya dan berusaha untuk lebih baik dalam segalanya. Saya sedang merintis toko buku digital, menjadi stand-up comedyan yang terus berkarya, membantu proses pembuatan album bagi istri saya dan menjadi ayah yang baik bagi Dipo dan Shira” ungkap Pandji.

Comments

Popular posts from this blog

LEBIH DEKAT MERASAKAN ALAM BERASTAGI

MUSEUM PUSAKA KARO SERPIHAN SEJARAH DI KOTA BERASTAGI

Ada Masa Depan Cerah Bagi Ekonomi Syariah: Yuk Investasi Logam Mulia!