REGRET


Bercerita tentang penyesalan.




Penumpang terakhir yang masuk ke dalam pesawat adalah seorang ibu yang didorong dengan sebuah kursi roda karena usianya sudah senja. Aku yang juga penumpang pesawat yang sama, duduk di kursi 9A, menatap pramugari mengantarkan ibu berkursi roda tersebut ke tempat duduknya. Pemandangan itu sangat biasa, tapi aku berurai air mata. 

Sekelebat ingatan muncul. Ibuku, juga pernah melewati hal yang sama. Ditopang kursi roda, harus bepergian dengan pesawat untuk berobat ke negeri tetangga. Kala itu juga pertama kalinya dia naik pesawat. Orang sakit, perasaannya pasti penuh kalut. 

 

Entah karena aku memang rindu sekali atau karena memang perjalanan kali ini menuju kampung halaman, air mataku mengalir terus di balik masker. Untung pake masker. Yang pasti penyebabnya satu: aku menyesal. 

 

Sejak kepergian ibuku, begitu banyak penyesalan-penyesalan yang muncul. Salah satunya soal pesawat. Mengapa ketika dulu harus mengantar mom ke Penang untuk berobat, aku belum fasih bepergian dengan pesawat? Aku tidak bisa mengantarkannya kala itu karena memesan tiket pesawat saja aku tidak bisa. Waktu itu 2012, aku masih semester 5. Keluarga kami yang lain yang mengantarnya. Seandainya kejadiannya tidak di saat aku masih bodoh, aku pasti tidak sering menyesali keadaan seperti sekarang ini. 

 

“Mom, sekarang aku sudah bisa bepergian dengan pesawat. Bahkan sudah terbang berkali-kali, lintas pulau, lintas negara. Seandainya saja..

 

Banyak penyesalan, karena momen-momen yang seharusnya bisa dilewati dengan baik, justru tidak kita rasakan. Seandainya Tuhan memutuskan perpisahan kita di saat aku lebih matang dan berani, mungkin penyesalan-penyesalan ini akan berkurang sedikit bobotnya. 

 

Aku menyesal karena kita belum sempat nonton bioskop dan makan pizza bersama. 

Aku menyesal kita tidak pernah pergi traveling bersama.

Aku menyesal mom tidak melihatku tumbuh menjadi lebih berani, lebih kuat. 

Aku menyesali banyak hal. 

 

Tapi, ini juga mengajariku untuk menikmati momen-momen bersama mereka yang masih ada di dunia dengan sebaik-baiknya, agar penyesalan tidak membebani begitu berat di kemudian hari.


Aku juga akan berusaha untuk hidup dengan damai sejahtera dan bahagia, mom.



Until we meet again .. 



Comments

Popular posts from this blog

LEBIH DEKAT MERASAKAN ALAM BERASTAGI

MUSEUM PUSAKA KARO SERPIHAN SEJARAH DI KOTA BERASTAGI

Ada Masa Depan Cerah Bagi Ekonomi Syariah: Yuk Investasi Logam Mulia!