DESEMBERBLESSINGS: LIFE IS HARD, SO WHAT?
Aku saling mengirim pesan teks dengan sahabat
sejak kecil, dia mengabariku kalau seorang pria mengajaknya untuk serius
melanjutkan hubungan ke pernikahan. Im so happy for her. Pertama, hepi karena
dia telah bertemu jodoh. Kedua, hepi karena temanku ini sudah lulus mempelajari
langkah awal membangun relasi dan berani melangkah dalam komitmen.
Tapi topik tulisan kali ini bukan soal komitmen pernikahan, aku bakal bahas topik berat ini kapan-kapan. Karena apa, karena hidup ini sudah berat. Makin dewasa, pikiran dan pandangan kita terhadap kenyataan hidup makin luas juga.
Aku merasa kenyataan hidup makin berat dan ga selamanya kita bisa menghadapinya
hanya dengan menyemangati diri sendiri dengan kata-kata “semangat!”, “Fighting!”
Dulu, sebelum beberapa peristiwa hidup menerjang, aku termasuk tipikal orang yang punya semangat di atas rata-rata dan berani. Namun, kini makin tua makin penakut dan bimbang. Apa ini yang dikatakan orang-orang quarter life crisis?
Dulu, sebelum beberapa peristiwa hidup menerjang, aku termasuk tipikal orang yang punya semangat di atas rata-rata dan berani. Namun, kini makin tua makin penakut dan bimbang. Apa ini yang dikatakan orang-orang quarter life crisis?
Intinya, hidup
memang berat gaes. So what?
Aku memutuskan
untuk belajar menerima kenyataan hidup dengan lebih bijaksana sekarang, caranya?
1. Hadapi.
2. Terima.
3. Adaptasi.
4. Hal yang buruk ga usah ditimbang-timbang.
5. Belajar melihat segala sesuatu dengan cara pandang
Tuhan.
6. Berserah.
7. Tetap hepi apapun yang terjadi.
Ya, tapi namanya
juga proses belajar, masih suka tergelincir dan jatuh. Ouch!
Comments
Post a Comment