BEAUTIFUL KUALA TERENGGANU









penulis dan foto: Tika Anggreni
Daerah pesisir Malaysia yang menghadap ke arah Laut Cina Selatan. Kuala Terengganu namanya, mengandung ribuan kekayaan bahari. Semua titik dari Kuala Terengganu layak untuk dikunjungi, semua cerita tentang sejarah layak untuk diketahui, apalagi keindahan laut dan pantainya. Di bawah langit biru yang cerah, inilah cerita perjalanan menapaki Kuala Terengganu yang tak berhenti menebarkan pesonanya.
           
Dengan maskapai penerbangan You Wings Air saya bersama rombongan Familirization Trip (Fam Trip) tiba tepat pukul 14.45 waktu Malaysia di Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Kuala Terengganu. Dari Medan menuju Kuala Terengganu menempuh perjalanan selama satu jam lima menit. Saya mencium aroma pesisir, udara cukup panas tapi tidak membuat semangat saya lumer begitu saja. Sebab kami akan segera bertolak ke Pulau Redang, sebuah pulau cantik kepunyaan Kuala Terengganu. Kuala Terengganu adalah ibu kota negara bagian dan juga Bandar Diraja Negeri Terengganu Darul Iman, Malaysia. Letaknya sekitar 500 kilometer dari Kuala Lumpur. Kota Pesisir ini tak dihuni oleh banyak penduduk, jumlahnya hanya sekitar 300ribu jiwa.
Dulunya Kuala Terengganu adalah salah satu kota maritim. Hubungan Kerajaan Terengganu dengan kerajaan lainnya di luar Terengganu juga cukup baik, khususnya pula dengan China. Tak heran bila kita dapat menemukan Kota China di daerah ini.
KEKAYAAN BAHARI PULAU REDANG
Dengan menggunakan bus, kami bertolak dari Shah Bandar Jetty (Pelabuhan-red) menuju Pulau Redang. Tujuan utama dari Fam Trip ini memang ke sana. Jika dari Shah Bandar, perjalanan akan menempuh masa selama satu hingga dua jam. Berbeda jika melalui Merang Jetty, perjalan menuju Pulau Redang akan memakan waktu 45 menit saja. Walau harus menempuh perjalanan lebih jauh, saya sangat menikmati perjalanan tersebut. Ferry Laguna Redang Resort yang kami tumpangi bergerak menyusuri gelombang laut, sesekali gelombang cukup kuat sehingga menghasilkan sensasi menggelitik di perut.
Setibanya di Laguna Resort kami disambut ramah oleh seluruh staf resort. Kami dijamu dengan sangat ramah dengan berbagai makanan ringan dan minuman yang segar. Maklum saja, kami tiba dengan kondisi belum menikmati santap siang.
Setibanya di Redang, mata saya tak dapat berhenti untuk memandang lepas pantai. Airnya biru sekali, pasirnya putih bersih mengkilat diterpa matahari. Namanya Pantai Pasir Panjang atau Long Beach. Tidak ada wajah datar di sana, semua menunjukkan senyum dan sukacita menikmati satu bagian indah dari karya Sang Pencipta. Pantai ini mendadak sangat romantis bagi saya, langit biru dengan awan-awan kapas. air laut dengan gradasi biru tua dan biru muda, ditambah lagi sukacita orang-orang yang beraktivitas di sekitar pantai. Saya bahagia sekali.
Hari semakin malam, tapi pesona pantai tak berkurang. Semakin malam, semakin romantis. Angin pantai semilir terasa menerpa wajah, lagu-lagu yang didendangkan penyanyi café terasa harmoni dengan suasana malam. Sambil menikmati jamuan makan malam dari Laguna Redang Resort, di tepi pantai cantik itu, kami bercanda sambil merencanakan perjalanan hari esok.
Pantai ini menghadap ke sebelah timur sehingga pesona mentari pagi adalah momen yang layak untuk ditunggu. Pukul 06.30 pagi saya sudah selesai bersiap dengan kamera di tangan. Mata saya harus mengabadikan momen matahari terbit, pikiran saya harus menyimpan fajar pagi hari di Redang dan kamera harus menangkap beberapa bukti pesona pagi di sini. Pagi hari, hanya terdengar suara gelombang air pantai, dan mentari muncul sembunyi-sembunyi dari balik awan. Saya memejamkan mata sejenak merasakan angin pagi hari dan ketika saya membuka mata, matahari menyapa saya. Saya menikmati pagi bersama matahari.
Sehabis sarapan, sahabat-sahabat saya tak sabar lagi untuk snorkeling. Menggunakan boat kami bertolak ke Marine Park di Pulau Pinang. Katanya jutaan keluarga ikan berenang menari-nari di sana. Benar saja, setibanya di pelabuhan, langkah pertama saya disambut dengan ikan yang berenang kian kemari. Cantik sekali.
Area ini memang dijadikan tempat untuk melakukan aktivitas snorkeling. Taman Laut ini dijaga dan dipelihara dengan sangat baik, sehingga setiap pengunjung tidak diperbolehkan melakukan sesuatu yang mengganggu dan merusak biota laut. Jika melakukan pelanggaran akan dikenakan denda yang mahal. Puas ber-snorkeling ria, kami kembali ke Laguna Resort.
Kuala Terengganu sebenarnya masih memiliki pulau-pulau lain yang tak kalah cantik dari pulau redang seperti Pulau Perhentian Besar, Pulau Perhentian Kecil, Pula Lang Tengah, Pulau Tenggol, dan Pulau Kapas.
LAGUNA REDANG RESORT
Salah satu resort terbaik di Redang adalah Laguna Redang Resort. Seluruh peserta Fam Trip yang sebagian besar terdiri dari media dari Medan sangat beruntung boleh merasakan pelayanan dari resort ini. Dengan tagline Doorstep to Paradise, kami begitu menikmati suguhan pelayanan dari Laguna.
Karena tak ada penjual makanan khusus di sini, Sang Suria Buffet Restaurant menyajikan makanan yang lezat. Mulai dari makan lokal hingga internasional. Saya sangat menyukai Keropok Lekor, makanan khas Terengganu. Dengan kamar menghadap ke laut, kamar menjadi lebih nyaman, karena angin pantai dapat bebas masuk menyejukkan kamar. Tentu saja dengan fasilitas yang memberi kenyamanan bagi kami.
NEGERI SERIBU MASJID
Sore menjelang malam, kami bertolak kembali ke Kuala Terengganu. Walau hanya menikmati Pulau Redang selama dua hari, rasanya senang sekali dapat meninggalkan jejak di pasir putih di sana. Rencananya kami akan menikmati makan malam yang tak biasa yaitu river cruise, menikmati santapan makan malam di atas kapal. Namun sayang sekali, malam itu kami tak dapat menikmatinya, tidak makan malam di atas kapal, akhirnya kami hanya makan malam di pinggir sungai. Ternyata tak kalah seru, sebab suasana malam hari di Taman Tamadun Islam sangat cantik. Lampu-lampu yang menghias Masjid Kristal elok sekali kelihatannya.
Sesudah makan malam, kami menginap di Felda Hotel Residence. Hotel ini berada di tepi sungai menjulang tinggi hingga 17 lantai. Dari loby dan restaurant hotel saya dapat menikmati pesona kota Terengganu, mulai dari sungai besar yang mengalir hingga aktivitas orang-orang yang berlalu lalang. Terengganu adalah sebuah daerah dengan seribu masjid. TIdak heran pula, banyak wisatawan yang datang ke tempat ini menjadikan masjid-masjid di Kuala Terengganu sebagai destinasi wisata. Masjid pertama yang saya kunjungi adalah Masjid Terapung atau Masjid Tengku Tengah Zaharah. Masjid ini dibangun tepat di tengah muara sungai Ibai yang bilamana air pasang akan membuat Masjid ini seolah terapung. Masjid berwarna putih ini berdiri pada tahun 1991.
Masjid-masjid terkenal yang berada di seluruh dunia dikumpulkan dan dibuat replikanya di Taman Tamadun Islam. Taman ini memang dikhususkan sebagai destinasi wisata edukasi untuk memperkenalkan masjid-masjid dari berbagai penjuru. Replika masjid-masjid tersebut dibangun di atas tanah yang luasnya hingga 22 hektar. Sehingga untuk mengitarinya disediakan Tram Ride dan Bicycle Ride yang memudahkan pengunjung untuk mengunjungi setiap masjid. Untuk menikmati perjalanan di Taman Tamadun Islam, pengunjung memerlukan passport, dengan biaya 21,20 RM untuk setiap kunjungan.
Ada 23 monumen masjid yang ditampilkan oleh Taman Tamadun Islam. Masjid-masjid tersebut berasal dari berbagai negara. Seperti The Dome of The Rock Palestina, National Mosque Malaysia, Masjidil Haram Arab Saudi, Al-Hambra Citadel Spanyol, Taj Mahal India dan berbagai masjid-masjid lainnya dari Tunisia, Iran, Turki, Thailand, Cina, Rusia, Nigeria, Afganistan, Brunei Darusallam, Siria, Uzbekistan, Mesir, Irak dan Singapura.
Tak lupa pula melihat masjid yang amat terkenal di Terengganu yaitu Masjid Kristal. Masjid yang dibangun pada tahun 2006 hingga 2008ini memiliki 61 kubah dengan 9 kubah besar. Masjid ini dibangun dengan kaca dan besi yang dibuat menyerupai Kristal. Sehingga efek kaca membuat masjid ini bersinar saat diterpa matahari. Keberadaannya di tepi sungai juga menjadi daya tarik tersendiri. Kuala Terengganu juga amat menarik di waktu malam karena pencahayaan yang sangat cantik.
Ini adalah kunjungan kedua saya ke Terengganu, sebenarnya Terengganu masih memiliki tempat-tempat yang amat menarik seperti China Town, Tasik Kenyir, Noor Arfa Craft Complex, tempat pembibitan mangrove dan lain sebagainya. Sebelum pulang kembali ke Medan, saya mencicipi ICT (Ikan Celup Tepung) dan Keropok Lekor yang sedap, kebanggaan warga Terengganu. ICT adalah kudapan seafood yang terkenal di Terengganu. Hampir seluruh olahan makanan di Terengganu terbuat dari hasil laut. Anda juga harus mencoba nasi dagang dengan gulai ikan tongkol jika berkunjung ke sini. Terengganu adalah daerah pesisir yang amat kaya, bahkan saya masih mengingat keramahan penduduknya.




Comments

Popular posts from this blog

LEBIH DEKAT MERASAKAN ALAM BERASTAGI

MUSEUM PUSAKA KARO SERPIHAN SEJARAH DI KOTA BERASTAGI

Ada Masa Depan Cerah Bagi Ekonomi Syariah: Yuk Investasi Logam Mulia!