MENYESAPI ROMANTISNYA ROMANCE BAY








Penulis: Sika P Foto: Ranadhiya Annisa

Bagi sebagian orang, udara asin di pinggir laut adalah kenikmatan. Itulah mengapa laut menjadi candu bagi pecinta traveling. Tidak peduli di mana dan apa yang disajikan olehnya, aroma laut saja sudah terasa memuaskan. Pinggiran laut juga menjadi tempat yang menawan, itulah sebabnya pantai bisa menjadi tempat yang tak kalah romantis. Ketika saya mengunjungi Romance Bay, saya menyadari satu hal, bahwa ternyata sisi romantis beriringan dengan kreasi. Tempat ini, adalah pesona tersendiri bagi saya. Saya memang selalu takjub akan maha karya Pencipta Semesta.

Sebenarnya Romance Bay telah tenar di mata masyarakat Sumatera Utara. Hampir seluruh media sosial membicarakannya, tidak hanya dalam kata namun juga dalam gambar. Naluri penasaran saya terusik, mengapa tempat ini menjadi buah bibir yang manis. Saya kemudian mencari-cari kesempatan untuk bisa mengunjungi tempat ini. Rasanya saya ingin membuktikan sendiri, apa benar apa yang dikatakan orang?

Matahari belum tinggi benar saat saya berangkat dari Medan menuju Romance Bay. Dari Medan kami berangkat menuju pantai yang terletak di Jalan Pantai Tengah No 20 Dusun 3 Desa Sei Nagalawan Perbaungan, Serdang Bedagai. Untuk mencapai tempat ini dibutuhkan waktu dua jam dengan menggunakan transportasi darat. Ternyata untuk menikmati liburan ke pantai tidak harus jauh-jauh.

Ada dua jalur untuk masuk ke kawasan Pantai Romantis ini. Untuk perjalanan yang lebih dekat dapat melalui Simpang Sei Buluh, yaitu sekitar 15 menit dari simpang menuju lokasi pantai. Bisa pula melalui Pantai Cermin, namun akan memakan waktu yang lebih panjang. Bagi yang berdomisili di daerah Pantai Cermin akan lebih dekat menuju tempat ini.

Akhirnya kami tiba di tempat ini. Tadinya, saya berpikir bahwa dengan nama Romance Bay, tempat ini pasti dikelola oleh orang-orang yang berasal dari luar daerah Perbaungan. Namun saya salah, ternyata manajemen tempat ini memberdayakan masyarakat sekitar yang didominasi dengan istri-istri nelayan untuk bekerja mengelola tempat ini. Saya seperti menemukan sebuah filosofi yang mulia dibalik pembangunan Pantai Romantis ini. Informasi menyebutkan ada sekitar 180 warga sekitar yang diberdayakan untuk pengelolaan pantai ini.
 
Dikenakan biaya Rp 25ribu/ mobil untuk retribusi kendaraan masuk. Setelah itu, untuk memasuki kawasan pantai, kami melewati lobby. Di Lobby ini berbagai aktivitas dilakukan, misalnya saya terlihat sekompok ibu yang merangkai bunga untuk hiasan di pantai. Di tengah ruangan terbuka ini pula terletak satu set sofa yang bisa digunakan oleh pengunjung untuk makan, maupun sekadar duduk untuk menunggu. Terdapat pula sebuah meja yang digunakan untuk mengumpulkan retribusi masuk para pengunjung.

Masing-masing orang dikenakan biaya Rp35ribu, kami diberikan sebotol minuman dingin dan juga snack. Perjalanan menyusuri pantai romantis pun dimulai. Kami mulai menyusuri langkah demi langkah pantai yang menyambut kami dengan jembatan bambu yang dihias kelambu bernuansa merah.

Pantai ini memiliki pasir yang sangat putih. Pasir putih dan langit biru adalah kontras warna yang sangat cantik. Sayang sekali, ketika kami berkunjung matahari tak begitu terik. Saya menduga, kalau matahari sedang terik-teriknya, pasir putih ini akan terlihat lebih eksotis. Di sepanjang pantai, berdiri pondok-pondok kecil yang terbuat dari bambu. Hal ini memang biasa, yang tak biasa adalah pondok-pondok tersebut dihiasi dengan kelambu-kelambu berwarna yang tampak semakin indah karena diterpa angin. Melihat pemandangan ini, saya menutup mata sejenak, mencoba mendengarkan deru angin. Alam memberi melodi yang memecahkan rasa penat. Ah, segarnya.

Konon, kain-kain kelambu yang digunakan untuk menghiasi pondok akan diganti setiap dua minggu sekali dengan warna-warna yang berbeda. Ketika saya datang, kelambu didominasi dengan warna merah dan merah muda serta beberapa kain biru diselipkan. Angin membiarkan kain-kain tersebut menari meliuk mengikuti arah angin.

Beberapa pengunjung terlihat tengah bermain air bersama keluarga, sepasang kekasih menikmati kebersamaan di bawah pondok, di sisi lain terlihat pula sekelompok orang yang bermain game dalam gathering mereka.

Pantai Romantis menawarkan spot foto yang sangat menarik. Rata-rata venue bertemakan love, sehingga memang berfoto di sini menjadi kepuasan tersendiri. Tak heran juga banyak yang memilih untuk memproklamirkan kisah cintanya di  tempat ini. Mulai dari pernyataan cinta, foto Pra Wedding, hingga pertunangan. Wah, sepertinya pantai romantis sudah menjadi saksi bisu banyak kisah kasih.

Selain dapat menikmati pantai dengan pasir putih. Kita juga dapat menikmati berbagai makanan seafood yang dapat dipesan khusus. Makanan seperti Kepiting Saus Padang, Ikan Bakar dan seafood lainnya menjadi andalan. Padanan yang pas sambil menikmati pesona pantai, apalagi jika dilewatkan bersama keluarga.  Anda benar-benar harus mencobanya!

WISATA MANGROVE KAMPUNG NIPAH
Puas menikmati pesona pantai Romantis, saya teringat saat perjalanan tadi. Di tepi jalan, terdapat sungai kecil yang mengalir mendekati muara. Tampak di tepi sungai tumbuh bakau dari yang masih kecil hingga besar. Di sela-selanya terdapat kapal-kapal nelayan berlabuh. Di Sepanjang jalan juga saya melihat sekumpulan nelayan yang tengah membuat kapal. Saya memperhatikan jari-jari mereka yang lihai menghaluskan kayu. Beberapa orang bekerja sama mengecat kapal yang telah jadi.

Keluar dari Romance Bay, saya singgah terlebih dahulu ke pantai Mangrove. Untuk melihat tanaman itu lebih dekat di perkampungan nelayan. Berada di tepi pantai, kawasan ini tidak hanya mempesona karena pasir putihnya, tapi juga pembibitan bahkan pemeliharaan ribuan tanaman bakau. Tempat ini masih sangat alami, tidak ada sentuhan-sentuhan modern. Udara laut yang asin lebih terasa disini, angin menderu dengan kencang, menghasilkan gemerisik di antara dedaunan bakau. Ah, lagi-lagi melodi alam bersenandung.

Kami mulai menyusuri pinggir pantai tanpa alas kaki. Saya membiarkan gelombang air menyentuh kaki saya, airnya dingin, menghapus jejak-jejak di pasir. Angin cukup kencang saat itu, saya tidak heran kalau tak nampak nelayan yang melaut. Sesekali burung bangau menghampiri, terbang rendah mencari mangsa.

Di sisi pantai terdapat pondok-pondok yang bisa digunakan untuk rekreasi. Sebagian pondok milik nelayan, sehingga ditemukan jejeran ikan yang tengah diasinkan. Penatnya aktivitas kota seakan terlupa di sini. Sebab kanan dan kiri hanya dibentuk dengan pola warna langit yang biru berawan, dedauan hijau mangrove dan pasir putih. Anda dapat membayangkan betapa segarnya tempat ini. Pantai ini termasuk sangat bersih, tidak ada polusi dari sampah maupun udara. Sekalipun kawasan pantainya sangat panjang, kaki tidak akan lelah melangkah. Sesekali saya mengambil waktu mengambil foto untuk kenang-kenangan.

Wisata Mangrove bisa menjadi wisata edukasi bagi pengunjungnya. Mangrove atau bakau adalah tanaman yang sangat bermanfaat untuk melindungi pantai dari abrasi dan meredam gelombang laut yang besar. Kalau ada kesempatan biasanya penduduk akan memberikan penjelasan singkat mengenai mangrove. Di tempat ini juga diperkenankan untuk memancing, mencari kepiting dan kepah. Aktivitas yang unik yang tidak bisa didapatkan di kota. Alangkah lebih baiknya menghabiskan waktu lebih banyak di tempat ini sekaligus untuk rekreasi bersama keluarga. 

Comments

Popular posts from this blog

LEBIH DEKAT MERASAKAN ALAM BERASTAGI

MUSEUM PUSAKA KARO SERPIHAN SEJARAH DI KOTA BERASTAGI

Ada Masa Depan Cerah Bagi Ekonomi Syariah: Yuk Investasi Logam Mulia!